SELAMAT DATANG DI DiGisZ KINGDOM, KIRIMKAN KOMENTAR ANDA, DAN JANGAN LUPA FOLLOW BLOG SAYA. TERIMA KASIH...


Senin, 23 Mei 2011

CERPEN SUMMER LOVE IN BEIJING Oleh Adika Abdul Aziz


Pagi ini, aku terbangun pagi-pagi sekali, ya pastinya karena semalam aku tidak bisa tidur karena panas yang menyengat sepanjang malam. Memang bulan ini, kota Bejing sedang mengalami musim panas. Tapi saat siang, musim panas disini tidak sepanas di Jakarta. Selain aku kepanasan, aku juga sibuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. Karena aku ini adalah mahasiswa dari indonesia yang sedang kuliah di Cina.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh tapi aku malah belum mandi karena kesibukan mengerjakan tugas-tugasku yang belum selesai hingga sekarang. Hari ini memang benar-benar sibuk dan panas.

Karena hari yang sudah semakin siang, maka kuputuskan untuk meninggalkan tugas-tugasku dan bergegas mandi.

Sehabis mandi, aku langsung berpakaian dan mengambil tas tak lupa buku-buku yang berisi tugas-tugasku yang aku pegang di tangan kiriku.

Pagi itu, Beijing sedang padat sekali, banyak kendaraan besar yang memadati jalan raya di kota Beijing. Maka dari itu, aku lebih memilih berlari di tengah kerumunan orang yang memadati trotoar di kota Beijing. Aku terus berlari di tengah kerumunan orang dan aku melihat jam tanganku dan ternyata....

“ Oh tidak, jam tujuh !!! aku harus cepat-cepat nih !!! ” Kataku sambil melihat jam di jam tanganku. Tapi tiba-tiba.... Brukkkk !!!!.... aku menabrak seorang wanita dan tugas-tugasku berterbangan....

“ Eh maaf, maaf, maaf, eh salah, I’m sorry miss, i’m sorry,” Kataku sambil menata kembali tugas-tugasku.

“ Eh, gak papa koq, biasa aja pake bahasa Indonesia, aku juga orang Indonesia,” Jawabnya

“ Oh kamu orang Indonesia juga toh ? ” Tanyaku

“ Iya, sini aku bantu,” Jawabnya sambil membantuku menata tugas-tugasku yang berserakan.

“ Kamu kuliah disini, atau cuma liburan ? ” Tanyaku

“ Aku kuliah disini, di Universitas Kwan Tan Beijing,” Jawabnya

“ Oh..... Fakultas apa ? aku juga kuliah disitu, tapi aku ambil Fakultas Teknik Komputer,” Jawabku sambil tersenyum.

“ Aku ambil Fakultas Kedokteran, hehe, oh iya, kita belum kenalan, kenalkan namaku Andrea Dirata Pertiwi, panggil saja aku Dhea,” Jawabnya sambil memintaku untuk berjabat tangan dengannya.

“ Oh iya, namaku Deva, Devandra Juniarta, salam kenal,” jawabku sambil berjabat tangan dengannya.

Waktu terus berlalu, aku mulai akrab dengannya, lama kelamaan aku jatuh cinta padanya. Persahabatan ini mulai menjadi cinta. Hingga pada suatu malam, aku mengajaknya untuk makan malam di pinggir salah satu pantai yang ada di Beijing.

“ Dhea, malam ini walau malam yang berhawa panas karena masih dalam musim panas, tapi hatiku terasa sejuk setelah kamu bersamaku,” Kataku sambil memegang tangannya.

“ Maksud kamu apa ? ” Tanyanya heran

“ Selama ini, aku menyimpan rasa ini dalam-dalam, mungkin malam ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya padamu,” Kataku sabil tersenyum

Dhea terlihat sangat bingung sambil sesekali tersenyum manis padaku.

“ Aku jatuh cinta kepadamu, Would you to be my girl ? ” kataku sambil tersenyum.

Dhea tersenyum sambil mengangguk-angguk lalu dia berkata....

“ Aku mau menjadi kekasihmu,” jawabnya sambil tersenyum

“ Makasih banget ya Dhea,” Kataku

“ Iya, sam-sama,” Jawabnya sambil tersenyum

Perjalanan cinta kami berjalan mulus tanpa suatu halangan. Lalu aku pulang ke Indonesia karena aku telah lulus kuliah. Begitu juga Dhea, kami akhirnya memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Dhea menjadi dokter di salah satu rumah sakit terkenal di Indonesia dan aku menjadi Praktisi Komputer di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Hubungan kami menemukan titik terakhir. Kami bertunangan dan akhirnya kai menikah di Indonesia. Lalu kami kembali ke negeri Tirai Bambu karena Dhea ditawari bekerja di salah satu rumah sakit terkenal di Cina. Kami dikaruniai satu anak laki-laki yang kami beri nama Adiva Juniarta.

Keluarga kami harmonis tanpa da perselisihan diantara kami. Hingga anak kami tumbuh dewasa dan berhasil menyabet medali emas di Olimpiade Sains Internasional. Tapi, walaupun Dhea adalah seorang dokter, tapi Dhea malah memiliki sakit jantung. Dhea tidak bisa bertahan lama menghadapi sakit yang dideritanya. Dhe a akhirnya meninggal tepat dihari pertama kami bertemudi musim panas. Dhea dimakamkan di Beijing tepat di musim panas. Hatiku terasa sedih sekali. Seakan aku tidak terima menerima kenyantaan ini. Tapi, mungkin ini memang cinta terakhirku.

Akupun berjanji tidak akan menikah lagi dan akan terus merawat anakku yang sudah mendapat gelar profesor dari Universitas ynag pernah aku tempati. Hari itu, saat senja di musim panas, aku pergi ke pinggir pantai, tempat dimana aku menjadi kekasihnya. Smabil memandang matahari yang mulai hilang ditelan malam, aku harus mengenang masa-masa itu. Masa-masa dimana disaat aku bersamanya. Ini adalah cinta terakhirku dan cinta sejatiku. Cinta di musim panas di Beijing.



~TAMAT~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar